ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Rabu, 17 Juni 2009

Cinta Rabiatul Adawiyah

Pada suatu hari seorang lelaki datang kepada Rabiah al-Adawiyah al-Bashriyah dan bertanya, "Saya ini telah banyak melakukan dosa. Maksiat saya bertimbun melebihi gunung-gunung. Andaikata saya bertobat, apakah Allah akan menerima tobat saya?" "Tidak," jawab Rabiah dengan suara sangar,....mengapa demikian ??

Pada kali yang lain seorang lelaki datang pula kepadanya. Lelaki itu berkata, "Seandainya tiap butir pasir itu adalah dosa, maka seluas gurunlah tebaran dosa saya

Maksiat apa saja telah saya lakukan, baik yang kecil maupun yang besar. Tetapi sekarang saya sudah menjalani tobat. Apakah Tuhan menerima tobat saya?" "Pasti," jawab Rabiah dengan tegas. Lalu ia menjelaskan, "Kalau Tuhan tidak berkenan menerima tobat seorang hamba, apakah mungkin hamba itu tergerak menjalani tobat? Untuk berhenti dari dosa, jangan simpan kata "akan atau "andaikata" sebab hal itu akan merusak ketulusan niatmu."

Memang ucapan sufi perempuan dari kota Bashrah itu seringkali menyakitkan telinga bagi mereka yang tidak memahami jalan pikirannya. Ia bahkan pernah mengatakan, "Apa gunanya meminta ampun kepada Tuhan kalau tidak sungguh-sungguh dan tidak keluar dari hati nurani?" Barangkali lantaran ia telah mengalami kepahitan hidup sejak awal kehadirannya di dunia ini. Sebagai anak keempat. Itu sebabnya ia diberi nama Rabiah. Bayi itu dilahirkan ketika orang tuanya hidup sangat sengsara meskipun waktu itu kota Bashrah bergelimang dengan kekayaan dan kemewahan. Tidak seorang pun yang berada disamping ibunya, apalagi menolongnya, karena ayahnya, Ismail, tengah berusaha meminta bantuan kepada para tetangganya.

Namun, karena saat itu sudah jauh malam, tidak seorang pundari mereka yang terjaga. Dengan lunglai Ismaill pulang tanpa hasil, padahal ia hanya ingin meminjam lampu atau minyak tanah untuk menerangi istrinya yang akan melahirkan . Dengan perasaan putus asa Ismail masuk ke dalam biliknya. Tiba-tiba matanya terbelak gembira menyaksikan apa yang terjadi di bilik itu.

Seberkas cahaya memancar dari bayi yang baru saja dilahirkan tanpa bantuan. siapa-siapa . "Ya Allah," seru Ismail, "anakku, Rabiah, telah datang membawa sinar yang akan menerangi alam di sekitarnya." Lalu Ismail menggumam, "Amin." Tetapi berkas cahaya yang membungkus bayi kecil itu tidak membuat keluarganya terlepas dari belitan kemiskinan. Ismail tetap tldak punya apa-apa Kecuali tiga kerat roti untuk istrinya yang masih lemah itu. Ia lantas bersujud dalam salat tahajud yang panjang, menyerahkan nasib dlrinya dan seluruh keluarganya kepada Yang Menciptakan Kehidupan.

Sekonyong-konyong ia seolah berada dalam lautan mimpi manakala gumpalan cahaya yang lebih benderang muncul di depannya, dan setelah itu Rasul hadir bagaikan masih segar-bugar. Kepada Ismail, Rasulullah bersabda, "Jangan bersedih, orang salih. Anakmu kelak akan dicari syafaatnya oleh orang-orang mulia. Pergilah kamu kepada penguasa kota Bashrah, dan katakan kepadanya bahwa pada malam Jumat yang lalu ia tidak melakukan salat sunnah seperti biasanya. Katakan, sebagai kifarat atas kelalaiannya itu, ia harus membayar satu dinar untuk satu rakaat yang ditinggalkannya.

Ketika Ismail mengerjakan seperti yang diperintahkan Rasulullah dalam mimpinya, Isa Zadan, penguasa kota Bashrah itu, terperanjat. Ia memang biasa mengerjakan salat sunnah 100 rakaat tiap malam, sedangkan saban malam Jumat ia selalu mengerjakan 400 rakaat. Oleh karena itu, kepada Ismall diserahkannya uang sebanyak 400 dinar sesuai dengan jumlah rakaat yang ditinggalkannya pada malam Jumat yang silam. Itulah sebagian dari tanda-tanda karamah Rabiah al-Adawiyah, seorang sufi perempuan dari kota Bashrah, yang di hatinya hanya tersedia cinta kepada Tuhan. Begitu agungnya cinta itu bertaut antara hamba dan penciptanya sampai ia tidak punya waktu untuk membenci atau mencintai, untuk berduka atau bersuka cita selain dengan Allah.

Tiap malam ia bermunajat kepada Tuhan dengan doanya, "Wahai, Tuhanku. Di langit bintang-gemintang makin redup, berjuta pasang mata telah terlelap, dan raja-raja sudah menutup pintu ger- bang istananya. Begitu pula para pecinta telah menyendiri bersama kekasihnya. Tetapl, aku kini bersimpuh di hadapan-Mu, mengharapkan cinta-Mu karena telah kuserahkan cintaku hanya untuk-Mu."

Fariduddin al-Attar menceritakan dalam kitab Taz-kiratul Auliya bahwa Rabiah pandai sekali meniup seruling. Untuk jangka waktu tertentu ia menopang hidupnya dengan bermain musik. Namun, kemudian ia memanfaatkan kepandaiannya untuk mengiringi para sufi yang sedang berzikir dalam upayanya untuk menekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu ia mengunjungi masjid-masjid, dari pagi sampai larut malam. Namun, lantaran ia merasa dengan cara itu Tuhan tidak makin menghampirinya, maka ditinggalkannya semua itu.

Ia tidak lagi meniup seruling, dan ia tidak lagi mendatangi masjid-masjid. Ia menghabiskan waktu dengan beribadah dan berzikir. Setelah selesai salat isa, ia terus berdiri mengerjakan salat malam. Pernah ia berkata kepada Tuhan, "Saksikanlah, seluruh umat manusia sudah tertidur lelap, tetapi Rabiah yang berlumur dosa masih berdiri di hadapan-Mu. Kumohon dengan sangat, tujukanlah pandangan-Mu kepada Rabiah agar ia tetap berada dalam keadaan jaga demi pengabdiannya yang tuntas kepada-Mu."

Jika fajar telah merekah dan serat-serat cahaya menebari cakrawala, Rabiah pun berdoa dengan khusyuk, "Ya, illahi. Malam telah berlalu, dan siang menjelang datang. Aduhai, seandainya malam tidak pernah berakhir, alangkah bahagianya hatiku sebab aku dapat selalu bermesra-mesra dengan-Mu. illahi, demi kemuliaan-Mu, walaupun Kautolak aku mengetuk pintu-Mu, aku akan senantiasa menanti di depan pintu karena cintaku telah terikat dengan-Mu."

Lantas, jika Rabiah membuka jendela kamarnya, dan alam lepas terbentang di depan matanya, ia pun segera berbisik, "Tuhanku. Ketika kudengar margasatwa berkicau dan burung-burung mengepakkan sayapnya, pada hakikatnya mereka sedang memuji-Mu. Pada waktu kudengar desauan angin dan gemericik air di pegunungan, bahkan manakala guntur menggelegar, semuanya kulihat sedang menjadi saksi atas keesaan-Mu.

Tentang masa depannya ia pemah ditanya oleh Sufiyan at-Thawri: "Apakah engkau akan menikah kelak?" Rabiah mengelak, "Pernikahan merupakan keharusan bagi mereka yang mempunyai pilihan. Padahal aku tidak mempunyai pilihan kecuali mengabdi kepada Allah." "Bagaimanakah jalannya sampai engkau mencapai martabat itu?" "Karena telah kuberikan seluruh hidupku," ujar Rabiah. "Mengapa bisa kaulakukan itu, sedangkan kami tidak?" Dengan tulus Rabiah menjawab, "Sebab aku tidak mampu menciptakan keserasian antara perkawinan dan cinta kepada Tuhan."


Selengkapnya...

Kisah Rasulullah dengan Kedua Cucu Tercinta

Tatkala Ramadhan hampir berakhir dimana para kaum muslimun sibuk menyiapkan diri dan keluarga untuk menyambut hari raya Iedul fitri, hari dimana umat Islam merasa mendapat kemenangan, ketika mereka mampu menahan hawa nafsu selama 1 bulan penuh. Diantara kesibukan kaum muslimin , nampak disebuah rumah mungil namun terpancar cahaya, disana duduk seorang laki-laki gagah nan berwibawa bersama 2 orang anak kecil yang tampan dan dari wajahnya terpancar keagungan dan cahaya Ilahi siapakah mereka,
Mereka adalah Al-Imam Ali Bin Abi Tholib krwh, bersama 2putra kesayangan Rosul ( Al-Imam Hasan a.s bersama adiknya Al-Imam Husein a.s). Tiba-tiba kedua anak tersebut menangis kepada abahnya, mereka merengek-rengek layaknya anak kecil.
Kemudian A-imam Ali bertanya; Wahai 2 bola mata Rosul ada apakah gerangan kalian menangis......?
Al-imam Hasan & Al-imam Husein serentak menjawab: Wahai abal Husein (Imam Hasan), Wahai abal Hasan (Imam Husein), kami ingin memiliki pakaian baru buat lebaran besok, kami ingin seperti teman-teman kami...
Imam Ali ; Wahai cucu Rosul Abah tidak memiliki papun buat membelikan kalian pakaian...
Imam hasan & Imam Husei : Abah, kami ingin pakaian baru....
kedua anak tersebut menangis tersedu-sedu mengharap kasih sang abah...!
Imam Ali : wahai anak-Anak rosul, sekarang kalian datanglah pada Rosulullah, kakek kalian. beliau ada di masjid. mintalah padanya, Insya Allah beliau akan penuhi keinginan kalian....
maka kedua anak suci tersebut berlarian menuju masjid untuk menjumpai kakek mereka yaitu Rosulullah Saw. Kala itu Rosulullah tengah duduk di dalam masjid bercengkrama dengan para sahabat-sahabat beliau guna menanti adzan maghrib untuk bertakbir menyambut malam iedul Fitri. tatkala belia melihat dua anak kesayangan beliau berlari kearahnya maka Rosulullah menyambut dengan tangan terbuka, sambil tersenyum. kemudian beliau bertanya dengan penuh heran dan kasih sayang.....
Rosulullah : Adapakah Wahai pemuda-pemuda penghulu sorga...? kenapa kalian menangis...?
Imam hasan & Imam Husein : Wahai kakek kami ingin memiliki pakain baru seperti teman-teman kami buat lebaran besok....
sebelum Rosulullah menjawab, para sahabat semua pada ribut menayakan apakah yang diinginkan ole kedua anak kesayangan Rosul yang dikenal sebagai dua mata Rosul itu. tetapi tiba-tiba dari langit turunlah jibril membawa 2buah qamis warna putih kehadapan baginda Rosul untuk diberikan kepada kedua anak kesayangan Allah dan Rosulnya.
Jibril : Wahai Rosulullah, aq datang membawa perintah Allah untuk mengantarkan 2pakaian in sebagai hadiah kepada anak-anakmu.
Rosulullah menerima pemberian Jibril tersebut. namun tiba-tiaba kedua anak tersebut menjawab serentak
al-Imam hasan & al-Imam Husein : Wahai kakek aku tidak ingin pakaian yang berwarna putih, kami ingin pakaian yang berwarna-warni...
Rosulullah : Wahai anak-anak Ku, warna apakah yang kalian inginka...?
Al-Imam Hasan : wahai Rosul, aq ingin pakaian warna BIRU....!
Al-Imam Husein : wahai Rosul, aq ingin pakaian warna MERAH....!
TIBA-TIBA ROSULULLAH MENANGIS TERSEDU-SEDU..., MALAIKAT JIBRIL DAN PARA SAHABAT TERHERAN-HERAN KETIKA MELIHAT ROSULUYLLAH MENANGIS SETELAH MENDENGAR JAWABAN KEDUA ANAK KESAYANGAN ROSULULLAH ITU.
jibril dabn para sahabatpun bertanya pada rosulullah : Ya Rosulullah, ada apakah gerangan Anda menangis setelah mendengar jawaban kedua cucu anda....?
Rosulullah : Wahai jibril apakah kau lupa dengan janji dan ketetapan Allah akan kedua cucu Ku ini...?
bukankah Allah telah menetapkan dan menentukan Alhasan kelak akan meninggal di RACUN yang mana sekujur tubuhnya akan berwarna BIRU karena pebgaruh racun tersebut...!
dan bukankah Allah telah menetapkan dan menentukan Alhusei kelak akan meninggal dibantai hingga sekujur tubuhnya penuh dengan darah berwarna MERAh...!
Allah telah menentukan bagi mereka jalan yang terbaik jalan yang diridho'i Allah. sementara AKU sekarang mendengar apa yang diinginkan mereka sebagaiman apa yang akan terjadi pada mereka....!
maka Jibril dan sahabat yang lainpun menangis, dan Jibril pun pamit untuk memenuhi keinginan kedua cucu Rosul tersebut.....!

Wahai kaum muslimin dan Muslimat, dari kisah tersebut marilah kita ambil hikmah nya, bahwa dijaman Rosulpun Orang-oarang munafiq banyak berkeliaran, bahkan mereka tak segan-segan membantai dan membunuh keluarga Rosul saw. apalagi pada zaman sekarang dimana Rosulullah telah tiada, ulama'-ulama'nya juga sudah sibuk mencari materi, kaum muslimin dan muslimatnya pun sibuk dengan duniawi mereka.
Agama Rosulullah mulai ditinggalkan oleh umat itu sendiri. mereka hanya berindentitas Islam tapi tingkah polah mereka tidak islami. mereka sudah jauh dari ulama'-ulama' yang benar, dan mereka juga jauh dari keluarga-keluarga suci Rosulullah yang oleh allah dijaga sampai kiamat kelak.
jangan heran ketika ada segelintir orang tidak mengakui keberadaan keluarga Rosul (habaib&sarifah), karena cucu Rosul aja dibantai dengan hina apalagi para keturunannya yang sampai sekarang ada dimuka bumi ini sebagai bukti dadanya Rosulullah.
Semoga kita digolongkan menjadi pencinta dan pemegang estafet Risalah Rosul hingga kita menhadap Allah dan Rosul Nya kelak. amiiiien...!?!?


Selengkapnya...

Kisah Nabiyyuna Ibrahim As dan Seekor Katak

Allah Swt menuntun hamba-hamba-Nya kepada kemuliaan, maka jadikan hari-hari kita terus mendekat kepada hal-hal yang mulia. Kita memahami bagaimana Allah Swt memuliakan hamba-hamba-Nya yang memperjuangkan hal-hal yang diridhai Allah Swt... Saya ambilkan satu penyampaian ketika Nabiyullah Ibrahim as diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Baari bisyarah Shahih Bukhari bahwa ketika Nabiyullah Ibrahim as ini sudah siap dibakar oleh raja Namrud karena menghancurkan semua berhala dan menggantungkan kapak yang menghancurkan semua berhala, pada berhala yang paling besar. Maka rakyat sudah tahu ini adalah pasti perbuatan Nabiyullah Ibrahim as, maka murkalah raja Namrud dan memerintahkan bala tentaranya untuk menangkap Nabiyullah Ibrahim as dan berniat untuk membakarnya hidup-hidup.

Ketika kayu-kayu bakar sudah ditumpukkan disekitar Nabiyullah Ibrahim as bagaikan bukit yang besar maka disaat itu, Rasulullah Saw menyampaikan riwayat cerita ini sebagaimana dijelaskan didalam Fathul Baari Al Masykur, bahwa langit dan bumi dan malaikat berdoa kepada Allah Swt. "Wahai Allah kekasih-Mu itu Ibrahim mau dibakar", maka Allah Swt menjawab, "Aku lebih tahu dari pada mereka alam semesta". Wahai alam semesta, wahai gunung, wahai malaikat, jika Ibrahim meminta bantuan kepada kalian, memerintah kalian maka taati, perintah Allah Swt. Nabiyullah Ibrahim berdoa "wahai, Allah Engkau Maha Tunggal di langit dan bumi, aku ini sendiri di muka bumi, tidak ada manusia menyembah-Mu selain aku di muka bumi ini, di dunia ini". Saat itu belum punya umat, Nabiyullah Ibrahim as masih dalam kesendirian. Engkau Maha Tunggal ya Rabb dan aku sendiri di bumi ini, tidak ada satu pun yang menyembah-Mu di muka bumi. "Hasbiyallahu wani'mal wakiil" cukup bagiku Engkau wahai Allah dari pada hal-hal yang perlu kuminta perlindungan. Demikian doa Nabiyullah Ibrahim as kepada Allah Swt.

Maka Allah Swt melihat api Namrud dinyalahkan, maka Allah Swt memerintahkan, "kuuniy bardan wa salaaman ala ibrahim...", (Q.S. Al Anbiya 69) "Wahai api jadilah kau sejuk dan membawa kesejahteraan atas Ibrahim as...". Kita lihat bagaimana mesranya doa Nabiyullah Ibrahim as kepada Allah Swt. Bagaimana pasrah dirinya Nabiyullah Ibrahim as kepada Allah, "Khalilullah" (kekasih Allah).

Kita lihat riwayat yang berkaitan dengan ini. Diriwayatkan didalam riwayat yang tsigah bahwa Allah Swt menyaksikan seekor katak yang mengisi air di mulutnya dan melompat-lompat mendekat kepada Nabiyullah Ibrahim as dan menyemburkan air dari mulutnya ke gunung api yang membakar Nabiyullah Ibrahim as. Apa artinya perbuatan seekor katak? ia kembali lagi mengambil air, menaruh air di mulutnya, dan melompat-lompat lagi mendekati api dan menyemburkannya lagi.

Seribu kalipun sang katak berbuat seperti ini tidak akan mampu memadamkannya. "Tapi perbuatan yang sia-sia yang dilakukan seekor katak itu, tidaklah dan bukanlah hal yang sia-sia di mata Allah Swt". Atas usahanya tersebut, Allah haramkan semua katak untuk dibunuh hingga akhir zaman. Ini gara-gara perbuatan satu ekor katak. Diriwayatkan didalam Sunan Al Kubra oleh Al Imam Baihaqi dan riwayat Imam Nasa'i dan riwayat Imam Abi Daud dengan riwayat hasan dan riwayat yang shahih bahwa Rasulullah Saw melarang membunuh katak.

Datang seseorang berkata kepada Rasulullah Saw, "ya Rasulullah kami ingin menjadikan obat dari hewan katak boleh tidak?", dilarang oleh Nabi Saw. Jangan membunuh katak.

Subhanallah!!

Kenapa? karena cintanya katak kepada Khalilullah (Nabiyullah Ibrahim as). Padahal perbuatannya sia-sia tidak bisa memadamkan api itu, dan Allah Swt sudah menolongnya tanpa perlu katak ini menyemburkan air, tapi usahanya, walaupun ia tahu perbuatannya itu tidak akan merubah sesuatu tapi niatnya didalam hati seekor katak yang demikian kecil, Rabbul Alamin melihat dan memerintahkan semua Nabi untuk melarang umatnya membunuh katak.

Kalau seekor katak mendapatkan penghargaan diharamkan untuk dibunuh seluruh bangsanya hingga akhir zaman hanya karena mengumpulkan air di mulutnya untuk memadamkan api yang akan melumat tubuh Nabiyuna Ibrahim as. Renungilah kelembutan dan penghargaan Allah Swt ini.
Renungilah didalam jiwa masing-masing, renungilah segalanya betapa Allah Swt menghargai orang-orang yang mau perduli atas hamba-hamba yang dicintai Allah Swt.

ini adalah riwayat yang diceritakan oleh Rasulullahu Saw dalam kitab Fathul baari bisyarah shahih yang diriwayatkan oleh Al-Imam Ibn Hajar dan diriwayatkan juga didalam Sunan Al-Kubra oleh Al- Imam Baihaqi dan diriwayatkan pula oleh Imam Nasa'i dan Imam Abi Daud dengan riwayat yang Hasan dah Shahih.



Selengkapnya...

DAHSYATNYA SHOLAWAT

Shalawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw dan keluarga, sahabat-sahabat serta para pengikutnya.
Ada empat perbuatan ringan yang apabila kita lakukan, maka kita termasuk golongan orang yang tidak terpuji,...apakah itu

1. Seseorang yang membuang air kecil sambil berdiri, 2. Seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, 3. Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti apa yang diucapkan muadzin, 4. seseorang yang apabila mendengar nama Nabi Muhammad Saw disebut, tetapi tidak membacakan shalawat atasnya.
Sabda Nabi Muhammad Saw:

أربع من الجَفَاءِ أن يبول الرجل وهو قائم، وأن يمسح جبهته قبل أن يفرغ من الصلاة، وأن يسمع النداء فلا يشهد مثل ما يشهد المؤذّن، وأن أذكر عنده فلا يصلي عليّ. (رواه البزار والطبراني)
Artinya:
“Empat perbuatan termasuk perbuatan yang tidak terpuji, yaitu (1) bila seseorang buang air kecil sambil berdiri, (2) seseorang yang mengusap dahinya sebelum selesai dari shalat, (3). Seseorang yang mendengar adzan tetapi ia tidak menirukan seperti yang diucapkan muadzin, (4) seseorang yang apabila mendengar namaku disebut, tetapi ia tidak membacakan shalawat atasku. (HR. Bazzar dan Tabhrani)

Dalam ibadah sehari-hari, sebenarnya ada sebuah perbuatan ringan yang apabila kita lakukan mendatangkan akibat yang maha dahsyat, dan apabila kita tinggalkan maka kita termasuk golongan orang yang tidak berbalas budi.
Pada saat kita telah diberi bantuan oleh orang lain, sudahlah pasti akan mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, atau mungkin mengucapkan doa untuk kebaikannya. Begitu pula dengan Rasulullah Saw yang telah mengeluarkan kita dari lembah kegelapan menuju alam terang benderang, maka sudahlah pantas bagi kita untuk selalu mengucapkan sholawat dan salam atas beliau, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan kecintaan kita atas segala jasa dan perjuangan yang tak tertandingi di alam jagad ini.
Dalam ibadah-ibadah lain, Allah Swt memerintahkan kepada hamba-hambaNya untuk mengerjakannya, namun khusus dalam perintah membaca shalawat, Allah Swt menyebutkan bahwa Allah sendiri bershalawat atasnya, kemudian memerintahkan kepada malaikatNya, baru kemudian pada orang-orang yang beriman untuk bershalawat atasnya. Dengan hal ini semakin menunjukkan bahwasanya melakukan shalawat atas Nabi muhammad saw, tidak cuma sekedar ungkapan terima kasih, tetapi ia juga menjadi ibadah yang utama.
Bila kita ingin mengetahui bahwa shalawat termasuk ibadah yang utama, maka perhatikan dan renungkan firman Allah Swt dalam al-Quran:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab 56).

Dari ayat tersebut kita mengetahui, Allah Swt saja sang Pencipta jagad raya dan mahkluk seluruh dunia termasuk diri kita yang kecil ini, mau bershalawat terhadap Nabi Muhammad Saw, dan juga para malaikat yang telah dijamin tak akan berbuat kesalahan turut bershalawat terhadap nabi, mengapa diri kita yang telah diselamatkan beliau masih melupakan ibadah yang teramat mulia ini. Sesungguhnya perbuatan seseorang menunjukkan pada perangai dirinya.
سيرة المرء تنبأ عن سريرته

Shalawat adalah sebuah ibadah yang tidak berbatas alam, jarak ataupun waktu. Artinya bila diucapkan maka akan menembus alam langit yang sangat jauh, didengar para malaikat, lalu turut menyampaikan doa bagi manusia yang mengucapkannya, dan menembus Alam kubur menyampaikan salam yang diucapkan manusia kepada Nabi Muhammad Saw.
Nabi Saw bersabda:
ما منكم من أحدٍ سلّم علي إذا متُّ إلا جاءني جبريل فقال جبريل يا محمد هذا فلان ابن فلان يُقرئك السلام، فأقول وعليه السلام ورحمة الله وبركاته. (رواه أبو داود).
Artinya:
“Tidak ada salah seorang di antara kamu yang mengucapkan salam kepadaku sesudah aku mati melainkan malaikat jibril datang kepadaku seraya mengucapkan: ‘wahai Muhammad, ini Fulan bin Fulan mengucapkan salam untukmu, maka aku menjawab: “dan atasnya salam dan rahmat serta berkah dari Allah”. (HR. Abu Daud)
Lalu apa fadhilah mengucapkan shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw?
Ada beberapa riwayat dari hadist Rasulullah Saw, Atsar sahabat Radiallahu anhum dan pengalaman beberapa ulama yang mengisyaratkan imbalan bagi mereka yang mau bershalawat.

1). Shalawat membersihkan dosa
Sabda Nabi Saw:
صلّو عليّ فإن الصلاة علي زكاةٌ لكم واسألوا الله لي الوسيلة، قالوا وما الوسيلة يا رسول الله؟ قال: أعلى درجةٍ في الجنة لا ينالها إلا رجلٌ واحدٌ وأنا ارجو أن يكون أنا هو. (رواه أحمد في مسنده)
“bacalah shalawat atasku karena sesungguhnya shalawat atasku membersihkan dosa-dosamu, dan mintalah kepada Allah untukku wasilah”. Para sahabat bertanya: “apakah wasilah itu?” beliau menjawab: “derajat yang paling tinggi di sorga yang hanya seorang saja yang akan memperolehnya dan aku berharap semoga akulah orang yang memperolehnya”.

2). Shalawat berpahala sepuluh rahmat Allah dan menghapus sepuluh kesalahan
Sabda Nabi Saw:
من صلّى علي صلاةً واحدة صلى الله عليه عشر صلوات وحطّ عنه عشر خطيآت (رواه النسائي)
“barangsiapa yang membaca shalawat atasku satu shalawat maka Allah akan menurunkan sepuluh rahmat kepadanya dan menghapus sepuluh kesalahannya” (HR. Nasai)

3). Dikabulkan hajat di dunia dan akhirat
Sabda beliau Saw:
من صلى علي في اليوم مائةَ مرّةٍ قضى الله له مائةَ حاجةٍ، سبعين منها في الآخرة وثلاثين في الدنيا
“barangsiapa yang membacakan shalawat untukku pada suatu hari seratus kali, maka Allah akan memenuhi seratus hajatnya, 70 di antaranya nanti di akhirat dan 30 di dunia. (Kitab Jam’ul Jawami’, Hal: 796)

4). Terangkatnya derajat manusia
Sabda beliau Saw:
من صلى عليّ من أمتي مخلصاًَ من قَلبِه صلاةً واحدةً صلّى اللهُ عليه عشر صلواتٍ ورفع عشر درجاتٍ ومحا عنه عشر سيئاتٍ. (رواه النسائ)
“barangsiapa di antara umatku yang membacakan shalawat atasku satu kali dengan ikhlas dari lubuk hatinya, maka Allah menurunkan sepuluh rahmat kepadanya, mengangkat sepuluh derajat kepadanya, dan menghapus sepuluh kesalahan”. (HR. Nasai)

5). Menjadikan doa cepat terkabul
Bahwasanya Umar bin Khattab Ra berkata: “Saya mendengar bahwa doa itu ditahan diantara langit dan bumi, tidak akan dapat naik, sehingga dibacakan shalawat atas nabi Muhammad Saw”. (Atsar Hasan, Riwayat Tirmidzi)

Ada sebuah cerita, bahwasanya ulama besar Sufyan ats Tsauri sedang thawaf mengelilingi ka’bah dan melihat seseorang yang setiap kali mengangkat kaki dan menurunkannya senantiasa membaca shalawat atas nabi. Sufyan bertanya: “Sesungguhnya engkau telah telah tinggalkan tasbih dan tahlil, sedang engkau hanya melakukan shalawat atas Nabi. Apakah ada bagimu landasan yang khusus? Orang itu menjawab: “Siapakah engkau? Semoga Allah mengampunimu. Sufyan menjawab: “Saya adalah sufyan ats tsauri”. Orang itu berkata: “seandainya kamu bukanlah orang yang istimewa di masamu ini niscaya saya tidak akan memberitahukan masalah ini dan menunjukkan rahasiaku ini”.
Kemudian orang itu berkata kepada sufyan: “sewaktu saya mengerjakan haji bersama ayahku, dan ketika berada di dekat kepalanya ayahku meninggal dan mukanya tampak hitam, lalu saya mengucapkan “innalillah wa inna ilahi rajiun” dan saya menutup mukanya dengan kain. Kemudian saya tertidur dan bermimpi, dimana saya melihat ada orang yang sangat tampan, sangat bersih dan mengusap muka ayahku, lalu muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih. Saat orang yang tampan itu akan pergi, lantas saya pegang pakaiannya sambil bertanya: “wahai hamba Allah siapakah engkau? Bagaimana lantaran kamu Allah menjadikan muka ayahku itu langsung berubah menjadi putih di tempat yang istimewa ini?. Orang itu menjawab: “apakah kamu tidak mengenal aku? Aku adalah Muhammad bin Abdullah yang membawa al-Quran. Sesungguhnya ayahmu itu termasuk orang yang melampaui batas (banyak dosanya) akan tetapi ia banyak membaca shalawat atasku. Ketika ia berada dalam suasana yang demikian, ia meminta pertolongan kepadaku, maka akupun memberi pertolongan kepadanya, karena aku suka memberi pertolongan kepada orang yang banyak memperbanyak shalawat atasku”. Setelah itu saya terbangun dari tidur, dan saya lihat muka ayahku berubah menjadi putih. (Dari Kitab: Tanbihun Ghofilin, as-Samarqhondi, hal: 261)
Begitu dahsyatnya balasan shawalat terhadap Nabi Saw. sehingga bagi siapapun yang mengucapkannya akan melibatkan Allah, para malaikat dan Nabi Muhammad Saw langsung membalasnya, tidak cuma balasan pahala, imbalan atau keselamatan di akhirat, tetapi juga mendapat syafaat dari Nabi Muhammad Saw.
Orang yang mendengar shalawat atas nabi, tetapi tidak menjawabnya lalu ia meninggal dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari RahmatNya.
Sabda Nabi:
“Jibril datang kepadaku dan berkata: “wahai Muhammad, barangsiapa yang mendapatkan bulan ramadhan namun ia tidak diampuni dosanya, lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah akan menjauhkan dari RahmatNya. Aku menjawab: “amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang masih bertemu dengan kedua orangtuanya atau salah satu diantaranya kemudian tidak berbuat baik pada orang tuanya, lalu mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku menjawab: “Amin”. Jibril berkata lagi: “barangsiapa yang disebutkan namamu (muhammad) namun ia tidak membacakan shalawat lalu ia mati dan masuk neraka, maka Allah menjauhkan dari rahmatNya. Aku mengucapkan “Amin”. (HR. Ibnu Hibban).
Ucapkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, disaat kita senggang, disaat akan menggubah posisi kegiatan kita, disaat kapanpun, dimanapun selagi kita mampu. Dan bila ada yang mengucapkan shalawat:
اللهم صلى على محمد وعلى آل محمد
Maka kita menjawab:
اللهم صلى وسلم وبارك على محمد

Jangan lupakan shalawat, karena bila kita lupa berarti kita telah melupakan seseorang yang telah menunjukkan kita kejalan yang lurus yaitu Nabi Muhammad Saw. bila kita telah melupakan shalawat berarti kita telah melupakan dan keliru dari jalan yang seharusnya kita tempuh menuju sorga.
“barangsiapa yang lupa membaca shawalat atasku, berarti ia telah keliru dari jalan ke sorga” (HR. Ibnu majah).


Selengkapnya...

SILATURRAHIM

Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bertakwalah kepada Allah, yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling memin-ta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim." (An-Nisa': 1).

Keluarga adalah pondasi utama terbangunnya sebuah lingkungan masyarakat. Dan perekat pertama hubungan antar manusia adalah perekat hubungan yang bernilai rububiyah yang merupakan perekat hubungan yang paling dasar.
Allah memuji hubungan manusia karena ikatan kekerabatan. Maka bertakwalah kepada Allah yang kamu saling berjanji dan berikrar dengan keagungan nama-Nya, kamu saling meminta satu sama lain dengan kebesaran nama-Nya dan kamu saling bersumpah satu sama lain dengan nama-Nya. Tumbuh-kanlah nilai takwa di antara kalian agar hubungan kerabat tetap bersambung dan langgeng. Hubungan kerabat adalah hubungan yang sangat penting setelah hubungan rububiyah dan perasaan takut kepada Allah. Kemudian, takut untuk memutuskan silaturrahim, selalu memperhatikan hak-haknya, menjaga kelestarian hu-bungan jangan sampai menghancurkan dan menganiaya kemesraannya, jangan sekali-kali mencoba mengusik dan menyentuh keutuhannya. Berusahalah untuk selalu dekat, cinta, hormat dan memuliakan silaturrahim. Jadikanlah kerinduan dan keteduhan hidup anda di bawah naungan dan kemesraan silaturrahim, Allah berfirman :
"Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan meng-awasi kamu". (An-Nisa': 1)

Dan Allah Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada Tuhannya". (Ar-Ra'd: 21)

Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan agar kita menyambung hubungan baik dengan orang faqir, hubungan baik dengan tetangga dan hubungan baik dengan kerabat dan sanak famili. Apabila manusia memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan, maka ikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat, kekacauan terjadi di mana-mana dan gejala sifat egoisme dan mau menang sendiri akan timbul dalam kehidupan sosial. Sehingga setiap individu masyarakat menjalani hidup tanpa petun-juk, seorang tetangga tidak tahu hak bertetangga, se-orang faqir merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian dan hubungan kerabat berantakan, sehingga kehidupan manusia berubah menjadi kehidupan hewani serba tidak berharga.
Dari Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan ditunda umurnya, maka hendaklah bersilatur-rahim". (Muttafaq 'alaih)
sumber : Website “Yayasan Al-Sofwa”Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan (12610)Telpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26 http://www.alsofwah.or.id/ ; E-mail: info@alsofwah.or.id


Selengkapnya...

Dokumentasi Isra Mi'raj 1429 H